Nada Sedih, Dolvi Beberkan Kronologis Penyebab Ricuh di Tambang Emas Tobongon  

0

 BOLTIM – Pasca adanya kericuhan antar penambang di wilayah pertambangan rakyat desa Tobongon, Kecamatan Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Rabu 5 November 2025 kemarin.

Dolvi Mariyai warga desa Tobongon membeberkan asal mula hingga terjadinya kericuhan di Lokasi pertambangan rakyat desa Tobongon, yang mengakibatkan lubang tambang emas yang menjadi tanggungjawabnya hangus dibakar oleh oknum tidak bertanggung jawab.

Menurutnya, pada tanggal 1 November 2025 malam, saya memerintahkan para pekerja untuk melakukan penggalian emas di lubang tersebut, akan tetapi Ketika para pekerja ( Kongsi) akan melakukan penggalian emas, langsung kaget melihat bagian bawah lubang ( Majuan ), telah di tutup dengan karung berisi tanah buangan.

Hal ini menjadi tanda tanya bagi Dolvi beserta para pekerja tambang. Sebab, pada bagian dalam lubang, tanpa sengaja sudah dijebol oleh para pekerja tambang emas dibawah coordinator bapak Suneng Warga desa Bongkudai, Dimana lubang mereka tidak jauh dari lubang yang menjadi tanggung jawab Dolvi.

Lanjutnya, pihaknya tetap melakukan pekerjaan penggalian material mengandung emas, pada saat itu dirinya memerintahkan kepada para pekerja untuk menutup kembali lubang yang telah jebol dengan karung berisi tanah buangan.

“ Karena ini satu satunya akses jalan untuk masuk dibagian bawah lubang ( Majuan), kita perbaiki saja kemudian di bersihkan dan ditutup kembali mana lubang yang telah jebol dengan baik, guna menghindari hal hal yang tidak kita inginkan, seperti  ada bongkahan batu yang jatuh ketika nanti para pekerja bapak Suneng beraktifitas melakukan penggalian material mengandung emas. Jadi, saya utamakan keselamatan para pekerja saya, “ ujar Dolvi.

Anehnya, pada malam harinya disaat para pekerja melakukan penggalian. Tiba tiba para pekerja bapak Suneng masuk dan mengatakan kepada pekerja saya untuk segera keluar. Ternyata mereka masuk melakukan penggalian dan mengambil material di lubang (Majuan) yang telah kami gali sebelumnya.

Nah, pada tanggal 2 November 2025, esok harinya, saya selaku penanggung jawab tidak mempermasalahkan hal tersebut. Kemudian memerintahkan kepada pekerja untuk membersihkan tanah buangan dan lumpur yang mereka tinggalkan. Setelah itu, pada pagi hari tanggal 3 November 2025, saya menduga para pekerja bapak Suneng kembali melakukan penggalian material di lubang  yang baru saja kami bersihkan dan membawa pulang Rep ( Material mengandung emas ) karena alat penggali emas milik pekerja bapak Suneng , seperti Jack Hammer, besi tajam dan palu ketinggalan di tempat yang baru saja kami bersihkan.“Pada sore hari para pekerja bapak Suneng datang kembali, namun datang bersama dengan sekelompok Ormas LBI,” kata Dolvi

Ditambahkan Dolvi, sebagai warga negara yang taat akan hukum, dirinya langsung melapor ke Polsek Modayag dan membuat pengaduan, jika lubang kami dan bapak Suneng saling tembus. Saya meminta kepada pihak berwajib untuk dilakukan musyawarah bersama antara saya dan pihak bapak Suneng, agar ada Solusi terbaik untuk kami tempuh bersama. “ Saya ketahui pemilik lubang di sebelah Adalah bapak  Idris, tapi yang membiayai dan menjadi penanggung jawab Adalah bapak Suneng,” kata Dolvi.

Ketika tanggal 4 November 2025, sekira pukul 13.00 Wita, bapak Suneng datang menghadap aparat Kepolisian Polsek Modayag. Pada saat itu, bapak Suneng mengatakan jika lubang yang menjadi tanggung jawabnhya sementara akan ditutup, sebab dirinya tidak mau ada masalah yang timbul, dengan adanya surat pernyataan yang dibuat dihadapan pihak berwajib.

“ Isi surat pernyataan, menyebutkan tidak akan menganggu pihak Dolvi dan menutup lubang yang menjadi tanggung jawabnhya,” ungkap Dolvi.

Tapi pada sore hari, datanglah ormas LBI bersama dengan puluhan pekerja (Kongsi). Ketika saya dan pihak ormas LBI melakukan negosiasi, dan mereka mengatakan jika kami telah melewati batas tanah yang di gali. Tiba tiba dari atas bukit sejumlah oknum melakukan pelemparan dengan batu ke arah kami yang sedang bernegosiasi. Demi keselamatan diri, kami pun langsung menghindar dan langsung pulang ke rumah.

Besoknya, Pada tanggal 5 November 2025, saya melaporkan kepada pemilik lubang, kiranya mereka diberikan perlindungan dalam melakukan pekerjaan menggali material emas. Setelah itu, saya dan para pekerja kembali menuju Lokasi lubang berada di wilayah gunung tinggi, bersama dengan beberapa orang yang nantinya akan membantu kami agar lancar dan amanya aktifitas kami. “ Kami inginkan keamanan para pekerja (Kongsi) serta objek atau lubang tambang emas yang menjadi satu satunya asset dalam sandaran hidup para pekerja dan juga termasuk saya sendiri,” ulas Dolvi dengan nada sedih.

Disisi lain, malah saya dituduh menggunakan preman bayaran guna menjaga lubang tersebut. “Disini saya jelaskan, bahwa itu hanya orang yang membantu menjaga kami dalam berkerja, bukan untuk mencari keributan atau kerusuhan di Lokasi tambang Tobongon yang kita cintai bersama ini.,” aku Dolvi.

Tak lama berselang, Camat Modayag dan Kepala Desa Tobongon menghubungi saya melalui via seluler, dengan meminta saya dan beberapa orang yang menjaga kami untuk turun gunung, agar tidak terjadi konflik. Saya mengatakan, kepada Camat dan Kepala Desa, apakah bisa menjamin lubang atau objek kami  tidak akan dirusak oleh oknum tidak bertanggung jawab? Dan pada saat itu juga, sebagai mana yang dikatakan Camat dan Kepala Desa Tobongon kepada saya, bahwa kami akan menjamin jika lubang tersebut tidak akan dirusak.

Setelah mereka turun gunung, ternyata pukul 18.00 wita jelang malam, ada oknum oknum tidak bertanggung jawab menerobos masuk masuk ke lokasi kami dan membuat kerusakan serta pembakaran. “ Disini saya  melihat yang salah itu siapa yang melanggar aturan itu siapa? Yang jelas bukan dari pihak kami, serta saya menilai mereka sudah melanggar beberapa poin kesepakatan bersama,” tandasnya. ( H3r )

Leave A Reply

Your email address will not be published.